Ingatan
itu... Ketika bahagia terasa tak ternilai, kesedihan pun tak habis dirasakan
hanya dalam sekejap.
Kau tahu? Masaku adalah apa yang
Dia pilih. Meski ada kalanya diriku keliru untuk menyikapi. Namun satu hal yang
membuatku begitu yakin, kamu tahu? Waktu dimana aku bersamamu.. Ya. Meski
terasa singkat, namun berada di dekatmu dengan segala cerita yang kita bagikan,
seluruh canda yang kita tawakan, juga semua kesedihan yang kita tumpahkan,
semua sempurna teringat dalam benak.
Belum sempat kutemukan jawaban
yang tepat, bersamaan dengan kata yang tidak banyak kamu lontarkan saja sudah
dapat membantuku menyimpulkan sendiri apa arti hadirmu disini. Dan itu tidak
terdefinisikan. Seperti halnya kalimatmu, tidak banyak berargumentasi dengan
kata, tidak juga terbuang percuma setelah disampaikan. Kamu sama seperti itu.
Hadirmu tidak banyak menuai cerita, namun dengannya semua terabadikan. Memori
ingatanku segar untuk mengingat semuanya. Sosok yang tak pernah banyak berkata.
Sebahagia ini kah? Kurasa iya.
Masih tetap iya. Meski terlampau lama kita telah melangkah di jalan yang
berbeda. Entahlah.. Aku tidak berfikir cinta memandang waktu. Ini soal hati,
bukan seperti materi yang habis sekali dipakai.
Untukku, seseorang yang sejak
lama tidak berusaha mengubah suasana hatinya untukmu. Waktu bukan hal penting
yang harus kuhiraukan untuk melupakan segalanya. Aku tidak pernah mau melepaskan dengan sengaja apa yang pernah aku
genggam, terutama tentangmu. Hanya tentangmu.
Tidak. Bukan terhitung seberapa
seringnya aku mengingat, sudah kubilang kamu itu aneh. Tanpa ku ingat pun semua
yang melekat pada dirimu nampak sudah tinggal. Disini. Ya. Disini.
Memang sekilas terdengar seperti
masa yang tak kunjung usai, ragaku sering bergumam "Where's the end?". Desis
riuh bibirku mengucap. Namun, biar kubisikkan jawaban dari teka-tekiku sendiri.
Tertoreh di setiap tinta yang aku goreskan. Dirimu...
Adalah masaku. Masa yang aku lalui.