Sabtu, 20 Juni 2015

The Chosen Time



Ingatan itu... Ketika bahagia terasa tak ternilai, kesedihan pun tak habis dirasakan hanya dalam sekejap.

Kau tahu? Masaku adalah apa yang Dia pilih. Meski ada kalanya diriku keliru untuk menyikapi. Namun satu hal yang membuatku begitu yakin, kamu tahu? Waktu dimana aku bersamamu.. Ya. Meski terasa singkat, namun berada di dekatmu dengan segala cerita yang kita bagikan, seluruh canda yang kita tawakan, juga semua kesedihan yang kita tumpahkan, semua sempurna teringat dalam benak.

Belum sempat kutemukan jawaban yang tepat, bersamaan dengan kata yang tidak banyak kamu lontarkan saja sudah dapat membantuku menyimpulkan sendiri apa arti hadirmu disini. Dan itu tidak terdefinisikan. Seperti halnya kalimatmu, tidak banyak berargumentasi dengan kata, tidak juga terbuang percuma setelah disampaikan. Kamu sama seperti itu. Hadirmu tidak banyak menuai cerita, namun dengannya semua terabadikan. Memori ingatanku segar untuk mengingat semuanya. Sosok yang tak pernah banyak berkata.

Sebahagia ini kah? Kurasa iya. Masih tetap iya. Meski terlampau lama kita telah melangkah di jalan yang berbeda. Entahlah.. Aku tidak berfikir cinta memandang waktu. Ini soal hati, bukan seperti materi yang habis sekali dipakai.

Untukku, seseorang yang sejak lama tidak berusaha mengubah suasana hatinya untukmu. Waktu bukan hal penting yang harus kuhiraukan untuk melupakan segalanya. Aku tidak pernah mau  melepaskan dengan sengaja apa yang pernah aku genggam, terutama tentangmu. Hanya tentangmu.

Tidak. Bukan terhitung seberapa seringnya aku mengingat, sudah kubilang kamu itu aneh. Tanpa ku ingat pun semua yang melekat pada dirimu nampak sudah tinggal. Disini. Ya. Disini.
Memang sekilas terdengar seperti masa yang tak kunjung usai, ragaku sering bergumam "Where's the end?".  Desis riuh bibirku mengucap. Namun, biar kubisikkan jawaban dari teka-tekiku sendiri. Tertoreh di setiap tinta yang aku goreskan. Dirimu... Adalah masaku. Masa yang aku lalui.